Apam, kuliner khas Aceh yang mulai dilupakan generasi muda

Aceh tidak hanya terkenal dengan keindahannya alamnya, tetapi juga memiliki beragam kuliner yang bisa memanjakan lidah masyarakat Indonesia dan mancanegara. Selain kopi Arabika, tak kalah terkenal juga Mie Aceh yang diburu oleh wisatawan.

Salah satu penganan yang cukup terkenal dari Aceh adalah Apam (Serabi). Dalam tradisi masyarakat Aceh, penganan Apam ini sering dimasak saat menghadapi bulan Rajab yang disebut di Aceh dengan bulan Apam. Seluruh masyarakat Aceh menggelar kenduri Apam pada bulan tersebut. Apam tersebut lalu dibagi-bagikan pada tetangga dan orang fakir miskin lainnya.

Akan tetapi seiring perkembangan zaman, kebiasaan masyarakat Aceh mengadakan kenduri Apam kian terkikis. Bahkan banyak generasi muda saat ini menjadi asing dengan makanan khas tersebut.

Hal ini yang membuat Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Aceh menggelar Festival Apam, Sabtu (24/5) di Meseum Aceh, Banda Aceh. 

"Ini makanan khas Aceh, banyak anak muda-mudi sekarang sudah kurang paham dengan makanan khas ini," jelas seorang pelestari Apam, Cut Yusnidar (45) sembari memasak Apam tersebut.

Lanjutnya, Apam itu ada empat jenis. Di antaranya Apam Rasa Gurih, ini merupakan Apam asli Aceh yang terbuat dari tepung beras yang dicampur dengan air kepala dan kepala parut. "Apam Rasa Gurih ini tidak menggunakan gula pasir, cukup pemanisnya dari air kelapa," tuturnya. 

Kemudian ada Apam jenis rasa daun pandan, lalu Apam kelapa dan yang terakhir Apam rasa ketela. "Tiga jenis Apam ini hasil mengikuti perkembangan zaman, yang asli tetap Apam asa gurih tadi yang dimakan dengan kuah yang manis," tegasnya.

Sementara itu, Kepala Bidang Pengembangan Pemesiuman dan Sejarah Keperbukalaan, Disbudpar Aceh, Teuku Raja Zulkarnaini mengatakan, acara ini diselenggarakan untuk memastikan bahwa budaya dan adat istiadat di Aceh tidak punah.

Kemudian, katanya, agar menjadi bahan pembelajaran pada generasi muda sekarang mengetahui khasanah dan kuliner di Aceh beragam. Makanan-makanan khas itu yang sekarang sudah mulai dilupakan akibat tergerus oleh makanan modern yang siap saji.

"Selama ini banyak kebudayaan di Aceh nyaris punah, makanya kita membuat acara seperti ini untuk mengingatkan kembali khasanah kebudayaan Aceh yang tumbuh di tengah-tengah masyarakat," tukasnya.